Disakiti, Aku Sudah Biasa

tidak tahu
apakah harus menangis
atau bersedih
atau apalah
karena ini sudah biasa
lama-lama aku jadi kebal
tuli, buta, bisu
    Aku tahu dan sangat tahu bahkan, karena deritaku kau jauh, pergi dan tak menoleh lagi padaku, membawa separuh hatiku yang tidak lagi utuh, aku ingin marah padamu, kesal, sedih dan cemburu. Tapi siapalah aku, bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, aku tak bisa menahanmu, jangan pergi.
13030337451079301398
    Kehinaanku, dukaku, ketiadaanku. karena itu akhirnya kau pergi. ingin tanya, ketakutankan, khawatirkah atau kecemasan tak berujung bila akhirnya aku mencintaiku. terombang-ambing dalam ketidakberdayaan, berselimut kesengsaraan, hanya mimpi tentang harapan  kebahagiaan.
ketakutankah
kecemasankah
akhirnya kau pergi
khawatirkah
karena aku cuma punya sekeping hati
tidak lebih
Dalam nyata, kau sultan pangeran istana megah
sedang aku hina dan bukan cinderella
Pergilah
‘Disakiti aku sudah biasa’